Selamat Datang di Sistem Informasi Penerbitan (SiPena)
Call Center
021.3922749, 3154864
Daftar
Login
Tulis, Terbit, Sebarkan
Home
Buku
Penulis
Terbitan Lain
Pedoman / Standard
Prosiding
Laporan
Majalah/Jurnal
Terbitkan Buku
0
Tulis, Terbit, Sebarkan
Close
Home
Buku
Penulis
Terbitan Lain
Pedoman / Standard
Prosiding
Laporan
Majalah/Jurnal
Terbitkan Buku
Daftar
Login
Babad Mataram: Amangkurat I Dumugi Amangkurat II Episode Pangeran Adipati Anom Meminta Bantuan Bala Perang pada Belanda
Judul
:
Babad Mataram: Amangkurat I Dumugi Amangkurat II Episode Pangeran Adipati Anom Meminta Bantuan Bala Perang pada Belanda
Penulis
:
Ony Setyaningrum
Penerbit
:
Perpusnas Press
ISBN
:
978-623-313-897-0
e-ISBN
:
978-623-313-898-7
Halaman
:
76
Tahun Terbit
:
2023
Penyunting
:
Tata Letak
:
Desain Cover
:
Abstrak
:
Tujuan penulis mengalih aksarakan naskah Babad Mataram ini adalah untuk mengungkap peristiwa yang terjadi pada masa pemerintahan Amangkurat II, khususnya episode Amangkurat II meminta bantuan bala perang pada Belanda untuk berperang melawan pasukan Trunajaya. Cerita dikemas dengan bahasa sastra yang indah dalam naskah Babad Mataram: Amangkurat I dumugi Amangkurat II, sebuah naskah manuskrip berhuruf dan berbahasa Jawa yang ditulis pada tahun 1808. Naskah koleksi Perpustakaan Widya Pustaka Pura Pakualaman memuat peristiwa peralihan kekuasaan dari Amangkurat I kepada Amangkurat II. Dalam penelitian ini digunakan teori filologi dan kodikologi. Filologi dimanfaatkan karena objek penelitian adalah naskah manuskrip karya masa lampau; sedangkan kodikologi digunakan untuk mendeskripsi wedana yang menyertai teks. Hasil akhir menunjukkan bahwa banyak konflik yang mewarnai cerita ketika Amangkurat II naik tahta. Awalnya ia tidak ingin menjadi raja setelah Kerajaan Mataram yang berada di Pleret hancur diserbu oleh Trunajaya dan pasukannya. Namun, Amangkurat II kemudian mendapat wahyu melalui mimpi sehingga ia ingin menjadi raja. Setelah ia dinobatkan, ia mengirim utusan ke Betawi untuk meminta bantuan bala perang kepada Belanda. Sikapnya yang pro Belanda inilah yang menimbulkan gejolak di masyarakat sehingga banyak terjadi pemberontakan. Selain itu, teks BM juga dihiasi oleh wedana yang indah bernama Giri Srengga Gambirawati. Gambar pokok dalam wedana tersebut terdiri atas tiga simbol, yaitu singgasana, dua angsa merah dan kepala raksasa berambut emas.
Email
*
:
Password
*
:
Belum Terdaftar?
Daftar Disini
Lupa Password?
Perpustakaan Nasional RI
© 2021.
Pemuktahiran